RSS

GOMENASAI

Really.. really dont know what to say, just

Gomenasai


Gomenasai


Gomenasai

Gomenasai


Gomenasai


Gomenasai


Gomenasai

Gomenasai


Gomenasai

Gomenasai

Gomenasai


Gomenasai


Gomenasai

Gomenasai

Gomenasai

Gomenasai


Gomenasai


Gomenasai

my friend.......(hope u still be my friend)  :)

















Go Home (Rumahku bukan Rumahku)

Tulisan ini saya buat berdasarkan permintaan seorang kawan saya....



Oke, saya mulai dari Rabu malam, ketika karena suatu hal saya memutuskan untuk pulang ke Bali. Perlu diketahui, sebelumnya saya sudah bertekad tidak akan pulang kalau belum lulus. Alhasil saya memecahkan rekor ketidakpulangan saya, yaitu selama enam bulan. Tapi karena kejadian luar biasa ini, saya memutuskan untuk pulang.

Keesokan paginya saya mencari tiket bus yang berangkat hari itu juga. Alhamdulillah dapat, kursi nomor 1A. Mungkin ini terkesan mendadak, melakukan perjalanan Jogja-Bali dengan persiapan yang sangat singkat. Tapi sepertinya tiap kali saya bepergian memang lebih sering yang dadakan daripada yang terencana jauh-jauh hari ^^ Toh juga saya bukan tipe orang yang suka ribet dalam urusan bawaan... Jadi ya cukup dengan sebuah tas ransel yang memuat laptop, berbagai charger, dan beberapa perlengkapan penting lainnya. Jadi maaf kalau saya merusak bayangan Anda tentang orang yang mudik ke luar pulau biasa bawa koper segede gambreng :D Thats not my style.... ^^






Dan Kamis siang saya berangkat ke Bali dengan bus langganan saya.




Normalnya, perjalanan Jogja-Singaraja memakan waktu sekitar 17 jam, dan biasanya saya melewati sebagian besar waktu itu dengan tidur. orang yang pernah menjadi teman duduk saya juga beraneka ragam. Mulai dari mbak yang ibunya orang India tulen, Ibu-ibu yang sudah murtad, mbak-mbak yang hampir murtad, dan sebagainya. Yang jelas seperti apapun teman duduk saya, saya tetap bisa tidur...    Namun untuk perjalanan kemarin ini saya tidak terlalu beruntung. Teman duduk saya adalah bapak-bapak yang berbadan besar. Pokoknya bulky banget!!! dan otomatis space saya berkurang... Jadilah saya mepet ke pinggir jendela biar ga kegencet @___@ Itu saja sudah bikin lambung memberontak... ditambah lagi TV yang non stop memutar lagu dangdut @____@  hadeeeehhhh....  belum lagi AC yang super dingin... Jadi makin pusing dan mual,  ga bisa tidur =_____=


Akhirnya saya sampai rumah pukul 08.00 WITA dalam keadaan kepala pusing(karena kurang tidur) dan kelaparan.. Setelah cupika cupiki dengan orang tua, hal yang paling pertama kulakukan adalah ke dapur dan masak sarapan!! Setelah sarapan, langsung bersih-bersih kamar yang debunya naudzubillah, karena ga berpenghuni selama 6 bulan. Tapi ini masih lebih bagus daripada salah seorang teman saya yang bercerita bahwa sejak merantau untuk kuliah, kamarnya sudah dialihkan bukan menjadi kamarnya lagi :p


Pekan lalu saya ke rumah seorang teman dan ngece teman saya itu dengan 'rumahmu bukan rumahmu' gara-gara walaupun cuma di magelang, teman saya itu sangat jarang pulang dan jadinya ga paham dengan tata letak di rumahnya sendiri. Nah, sekarang saya yang mengalami itu. Ketika baru awal sampai rumah, langsung bingung nyari lokasi pisau, kemoceng, sapu, pel, seprai bersih, mukena, dll. Benar-benar merasakan 'rumahku bukan rumahku' :'(    Tapi insya Allah akan cepat beradaptasi lagi supaya 'rumahku memang rumahku' ^^

Oh iya, bagi teman-teman yang ingin silaturahim ke rumah saya, monggo.. diterima dengan tangan terbuka.. insya Allah ada banyak space di rumah, karena sekarang penghuni tetap rumah cuma ada orang tua saya, jadi kamar-kamar lain pada nganggur :)







10 Tempat/Suasana Paling Romantis (menurut saya)

Berikut ini merupakan daftar tempat/suasana yang paling romantis menurut saya... urutannya bukan berdasarkan yang paling romantis lho... Cuma berdasarkan mana yang muncul di kepala saya lebih dulu.

1. Berada di anjungan kapal pas matahari terbenam atau terbit di tengah lautan antah berantah dan sejauh mata memandang yang ada cuma lautan.





2. Berada di anjungan kapal di malam hari pas kapan mendekati dermaga, jadi dari kejauhan tampak kerlip 
lampu yang luar biasa..
3. Menikmati matahari terbit di puncak gunung setelah 4 jam mendaki gunung yang terjal.
4. Berada di puncak gunung ketika di bawah kita tertutup oleh awan, jadi berasa berdiri di atas awan.








5. Naik perahu di danau/waduk pas matahari terbit.






6. Memandang pantai dari atas mercu suar.







7. 2 jam berteduh di parkiran Abu Bakar Ali sambil mengamati segala aktivitas yang dilakukan orang-orang ketika hujan turun dengan deras dan akhirnya berganti jadi gerimis.
8. Ketika matahari terbenam menyusuri jalan di tengah hamparan sabana, dengan ratusan kelelawar dan burung terbang kembali ke sarang.
9. Naik sampan habis subuh sambil melihat lumba-lumba liar berlompatan di tengah laut.









10. Berada dimana pun, asal bersama dengan orang-orang yang disayang :)


Say NO to MAHO

(sumber gambar: google)

MAHO. Saya rasa sekarang kata itu sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Maho adalah akronim dari Manusia Homo alias penyuka sesama jenis. Sepertinya istilah maho ini pertama kali muncul di kaskus, namun saya sendiri pertama kali mengenal kata ini dari kakak(bukan kandung) saya. Saya ingat betul.. Kakak saya yang satu ini adalah bola mania, dan pendukung fanatik Inggris. dan saking sewotnya dengan pemain dari salah satu negara, dia menyebut pemain-pemain negara itu maho. Just intermezo ^^


Kembali ke bahasan tentang maho, istilah ini biasanya ditujukan untuk laki-laki. Tapi untuk konteks tulisan saya ini, istilah maho saya gunakan baik untuk laki-laki maupun perempuan yang menyukai sesama jenis. Banyak orang yang merasa tabu untuk membahas tentang maho. tapi saya rasa itu malah seperti menutup mata pada realita yang ada di sektar kita. Karena kita harus mengakui bahwa perkembangan maho sangatlah pesat. Bila kita terus menutup mata dan berpura-pura semua baik-baik saya, jangan-jangan nanti kita baru sadar ketika di negara kita mulai muncul RUU tentang pernikahan sesama jenis. naudzubillah...

Saya akan memulai dengan menceritakan perjalanan saya sejak pertema kali mengenal maho. Itu terjadi ketika saya kelas 1 SMP. Karena kami tinggal di kota kecil, isu-isu akan berkembang dengat sangat cepat. Saat itu saya tau kalau di kota saya ada laki-laki jadian yang lumayan tenar. Dia dipanggil Adam. Aslinya perempuan, tapi dia berpenampilan seperti laki-laki, dan berpacaran dengan perempuan. Penampilanya bahkan lebih ganteng daripada sebagian besar teman laki-laki saya saat itu. Mendengar isu dan berinteraksi secara langsung sepertinya benar-benar dua hal yang berbeda. Suatu hari, saya pulang sekolah dengan menaiki angkot. Saat itu saya menjadi satu-satunya penumpang. Lalu saya melihat motor yang stabil berada di belakang angkot yang saya naiki, dan akhirnya saya baru sadar kalau itu Adam. Dia tersenyum, dan mengedipkan sebelah mata.. Oh my..... tidak heran kalau banyak perempuan yang meleleh dengan pesonanya.. Untungnya saat itu saya sudah  tau kalau dia adalah perempuan, jadi sudah punya benteng sejak awal...

Itu kisah pertama saya dengan seorang maho. Setelah itu, sepertinya di sekitar saya selalu ada cerita tentang maho. Mulai dari kakak kelas saya yang tomboy ditaksir oleh adik kelas perempuan, sampai cerita ketika saya sedang makan di sebuah kafetaria dan di meja depan saya duduk 2 orang laki-laki, yang satu bule dan satunya lagi pribumi. mereka duduk berhadapan dengan mesra dan minum dari gelas yang sama menggunakan 2 sedotan. Ouuuucccchhhhh..... thats very disgusting @_@

Itu kisah ketika saya SMP. Setelah beranjak ke bangku SMA, cerita tentang maho di sektar saya makin parah. Saat itu saya mendapat kabar kalau salah satu adik kelas(perempuan) yang saat itu masih kelas 3 SMP berpacaran dengan guru PPL yang mengajarnya (perempuan juga). dan itu diketahui seantero sekolah. Betapa sudah kacaunya dunia pendidikan... =.= 

Cerita terasa makin parah ketika teman saya sendiri(laki-laki). Catat, TEMAN SAYA, menaruh hati pada KAKAK KANDUNG SAYA(laki-laki)! Dia bahkan pernah bercerita pada saya "Rul,  kemarin pas aku lagi nunggu bemo(angkot), kakakmu lewat, trus aku di anter pulang. Duh, grogi n deg-degan banget rasanya... tapi aku seneng.. kakakmu manis n cool banget...". Aaaaarrrrrrrgggggggggggggggg saat itu saya langsung bilang ke dia "oh no, aku ga mau punya kakak ipar kamu!!!!!". Saat itu saya ingin memberi tahu kakak tentang teman yang menaruh hati padanya tadi, tapi saya tidak tega, karena kakak saya berteman dengan kakak dari teman saya yang maho tadi (menghela nafas).

Masa SMA semakin parah, ketika ada salah satu siswi di sekolah saya yang dilaporkan ke polisi karena dituduh membawa lari anak orang(perempuan juga). #_#


Itu cerita ketika SMA. Ketika di bangku kuliah, saya harus menelan satu fakta yang pahit --> di duia psikologi menyukai sesama jenis sudah tidak dianggap sebagai abnormalitas, dan hanya dianggap sebagai pilihan hidup. Oh NO!!!!!!!!Maksud dari cerita ngalor ngidul saya di atas adalah, perkembangan maho saat ini sangatlah pesat. Mereka sudah berhasil melakukan penetrasi pemikiran melalui berbagai media. Jadi jangan heran kalau sudah banyak orang yang menganggap homoseksual bukanlah sesuatu yang aneh. Itu karena kita sudah menjadi terbiasa dengan mereka. Coba saja kita perhatikan, toko buku sudah dengan sangat berani memajang buku-buku yang berkisah tentang maho. Belum lagi penetrasi pemikiran melalui film(terutama film holiwud). dan akhirnya nanti kita diarahkan untuk memiliki pemikiran 'ya sudah, biarkan saja, hargai pilihan mereka'

Bahkan fakultas saya pernah mengundang seseorang yang menamakan dirinya ustdaz, yang konsern mengadakan pengajian untuk para waria. 'Ustadz' ini sangat mendukung pernikahan waria, karena beliau berpendapat lebih baik waria menikah dengan laki-laki daripada mereka hidup berzina. naudzubillah.... dua-duanya sama sekali bukan pilihan!!!!

So, bagaimana seharusnya kita menyikapi maho? Don't judge them, but help them!  Kita bukan hakim yang berhak menghakimi mereka. Yang sudah terjadi, biarlah itu menjadi urusan antara mereka dengan Allah, dan tugas kita adalah membantu mereka supaya meninggalkan kehidupan maho tadi. Jangan salah, sebenarnya ada banyak maho yang sangat ingin berubah, tapi sayangnya tidak ada orang yang bersedia mengulurkan tangan pada mereka, dan akhirnya mereka menjadi semakin terpuruk. Mereka butuh orang-orang yang mereka percayai dan sekaligus percaya bahwa mereka bisa berubah. Karena selagi nyawa belum tercabut dari raga, peluang untuk berubah akan selalu ada dan pintu tobat selalu terbuka.

So guys, ayo buka mata kita, dan perhatikan sekeliling.. Lalu ulurkanlah tangan kita, untuk membantu orang-orang yang ada di sekeliling kita.... tapi tetap... Say NO to Maho