RSS

Nurul's Handmade Cards

These pictures were captured by my self and I used them to make handmade postcard :-)















Save Orangutan -available for swap-

The latest population estimate for Bornean orangutans derived at the International Population Habitat Viability Analysis (PHVA) Workshop in 2004, was approximately 55,000 individuals.  At the same time it was noted that populations are decreasing at a rapid rate owing to :
(1) forest conversion, particularly for oil-palm plantations and other forms of agriculture; 
(2) other forms of forest loss, particularly forest fires in drained peatland areas; 
(3) forest degradation by illegal logging and 
(4) hunting of orangutans for food and capture for the pet-trade. 

Approximately one third of orangutans are found in conservation forests and the remainder are under severe threat.  They are classified as Endangered by the International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) and protected under Indonesian Law against any kind of persecution of them or their habitat. Nevertheless forest is still being cleared, logged or burnt and this has led to the death of many thousands of orangutans over the past decade and the displacement of many more.  Some of these displaced orangutans have been rescued by Reintroduction Centres that aim to return them back to the wild once safe and secure forests are identified (orangutan.or.id).

So postcrosser, these postcards of Urangutan are available  for swaps. So tell me which one do you want :)




Vizay was a large male urangutan with a cheekpad, who has to be tranquilized twice before rescued to BOS.

One day, Beda -means "different" in Indonesian- was voluntarily handed over to BOS by an informed individual.


Margello loves to climb trees, to test different leaves for food and to enjoy her life by sitting on a big branch, thinking :D

Aldrin loves to be around people and kiss the caretakers whenever he sees them to show his affection :)


Confiscated in East Borneo, Indonesia, from a family, Ciu weighted only 2'5 kilograms when found.


Lykke was brought back from a rescue with a broken arm, together with her mother.


Gita was a part of confiscation, which included 5 orangutans and about 100 other andangered animals, whose trader was later on caught and jailed.

Dewi and her son.


Tara was rescued from the palm oil plantation areas in Central Borneo, Indonesia.


Ollie loves to be hugged and carried around by caretakers all the time :)

Chico was fed only rice and tea for almost two months while kept as a pet and came to BOS in quite bad condition and with very bad mouth infection.

Put in the tiniest wooden box, Carlos was a very skinny little infant when he came to  BOS-Nyaru Menteng Reintroduction Center, Central Borneo, Indonesia

Brought in BOS-Nyaru Menteng Reintroduction Center, Central Borneo, Indonesia in a tiny basket with a rope around her neck and a bad scar on her face, Carmen came as a very frightened baby orangutan.





*BOS: THE BORNEO ORANGUTAN SURVIVAL FOUNDATION



































































Memilih Pemimpin yang Memenuhi Kriteria Seorang Pemimpin



Sumber gambar :  http://aengaeng2.blogspot.com/




Dulu, saya pernah mendengar percakapan sepasang suami istri yang menurut saya lucu tapi memang membuat saya berpikir.
*kata2nya saya ga inget secara detail, tapi kalau ditulis dengan bahasa saya kurang lebih begini :
--------------------------------------------------------------------------
Istri : "Bi.... liat tuh, rumahnya bu Dulah (bukan nama sebenernya) bersih terus, soalnya pak Dulah (bukan nama sebenernya juga) rajin banget bersih-bersih rumah sampai sebersih2nya.... Ada yang kotor dikit langsung dibersihin.... Coba abi juga kayak gitu.."

Suami : (dengan nada ringan dan ekspresi jail) "Oh, emang ummi mau punya suami kayak pak Dulah? Yang kerjaannya bersih-bersiiiiihhh mulu, dan manut dengan instruksi istrinya..."

Istri : (sambil senyum2)" iiiiihhhh.... ya gamau laaaahhh...."

Suami : "hehehe... makanya disyukuri punya suami kayak abi ini"
---------------------------------------------------------------------------
 Itu tadi sepenggal obrolan mereka yang membuat saya mikir 'iya ya, betul. Rajin bersih2 rumah itu kebiasaan yang baik, tapi untuk jadi kepala rumah tangga ya ga cukup dengan rajin bersih2.... Masih ada banyak kriteria yang lebih prioritas dari itu...'

Bagai orang yang bekerja di jasa cleaning service, skill bersih2 itu memang jadi prioritas.. Tapi belum tentu itu jadi skill prioritas untuk job yang lain.
Untuk menjadi pilot, dibutuhkan skill yang mendukung pekerjaan pilot..
Untuk menjadi sekretaris, dibutuhkan skill yang menunjang job sekretaris...
Seseorang dengan kualifikasi skill seorang pilot, tidak akan pas bila mendaftar kerja sebagai sekretaris. 
Okelah, itu tadi contoh ekstrem, tapi logika sederhananya seperti itu.

Nah, lantas bagaimana dengan PRESIDEN? Logikanya tetaplah sama : Carilah orang yang memenuhi kriteria untuk menjadi seorang presiden.

Jika bingung ketika dihadapkan pada pilihan yang menurut kita sama-sama baik, pilihlah kebaikan/kelebihan yang sekiranya sesuai dengan peran presiden.

Memang, kriteria ideal ini bisa jadi subjektif untuk masing-masing orang. Tapi marilah kita mencoba untuk berpikir tidak hanya sesuai subjektif kita, tapi juga memikirkan dari perspektif bangsa dan negara Indonesia. Pikirkanlah, seperti apa kriteria ideal seorang presiden(yang tentu saja berkaitan dengan jobdes sebagai presiden), dan pilihlah calon yang paling mendekati kriteria tersebut...

Jangan sampai logikanya terbalik --> Sudah kekeuh ada calon yang diunggulkan, lalu jobdes presidennya menyesuaikan dengan skill calon tadi.

Mari (mencoba) jadi pemilih yang cerdas :)

------------------------------------------------------------------------------
Ilustrasi tambahan --> kalau cuma mau nyari presiden yang baik menurut subjektif saya sih saya bakal milih pakde yang rumahnya di depan kos saya. Udah orangnya rajin ke masjid untuk sholat 5 waktu, selalu ramah nyapa tiap kali saya lewat, suka bagi2 sirsak kalau lagi panen sirsak, dan tiap pagi rajin nyapu sampai depan kos saya :3 Tapi berhubung kelebihan2 tadi pasnya emang jadi kriteria tetangga, bukan presiden, makanya saya ga minta pakde untuk nyalon jadi presiden Indonesia, cukup jadi tetangga saya aja *yaeyalah :D

#JanganLupaNyoblosTanggal9Juli2014






Sleman, 5 Juli 2014