Sejak saya kecil, saya benar-benar ga suka sayur terong. Terong merupakan top list makanan yang bikin saya mual. Entah karena rasanya yang aneh, atau karena teksturnya yang lembek bila dimasak.
Parahnya, dulu bapak saya menanami pekarangan di rumah dengan bibit terong! dan luar biasanya, bibit terong yang ditanam bapak buahnya banyak dan besar-besar pula..... Alhasil hampir setiap hari ibu jadi nyayur terong @_@
Saking sebelnya saya dengan terong, saya sampai membujuk ibu untuk menjual panen terong kami ke warung sayur dekat rumah. Syukurnya ibu setuju, dan saya pun dengan semangat memetik terong untuk dijual supaya tidak lagi harus melihat terong di rumah ^^
Ketidaksukaan saya pada terong berlangsung sangat lama. Makanya saya heran, kok bisa-bisanya kakak saya bilang terong adalah salah satu sayur favoritnya @_@
dan sampai tiba saatnya saya harus merantau ke kota lain untuk kuliah.. di kota rantauan ini saya sangat jarang masak sendiri. di awal-awal merantau, lidah saya cukup sulit beradaptasi dengan rasa makanan yang kebanyakan manis. Itulah kenapa saya jadi lumayan sering beli makan di rumah makan padang, karena tekstur rasanya ga jauh beda dengan masakan di daerah asal saya. Jujur, sebelum kuliah saya sama sekali belum pernah makan masakan padang ^^ Bukan karena di daerah asal saya ga ada yang jual.. Walaupun tidak banyak, namun ada beberapa rumah makan padang di daerah asal saya, dan sampai tulisan ini dibuat saya tetap ga pernah makan masakan padang di sana.
Balik ke bahasan tentang masakan padang di daerah rantauan.. dari sini lah saya mulai mengenal yang namanya terong balado. Awalnya saya tertarik dengan penampilannya yang terlihat pedas :) Jadi walaupun tau itu terong, saya beranikan untuk mencobanya. dan ternyata rasanya enak! ^^
Akhirnya ketika saya pulang kampung, saya mengsms teman sekelas di kampus yang pernah tinggal di Sum-Bar, untuk menanyakan resep terong balado. Saat itu, untuk pertama kalinya saya mencoba memasak terong balado. Hasilnya lumayan, dan kami sekeluarga menyukainya ^^
Hikmah yang bisa saya ambil dari kisah saya dengan terong ini adalah.... dalam hidup ini, tidak selamanya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan atau yang kita sukai. Sering kali Sang Pencipta memiliki skenario yang tidak sesuai dengan kemauan kita... tapi yakinlah, skenarioNya memang yang terbaik.. yang bisa kita lakukan adalah belajar untuk mencintai skenarioNya tadi... Seperti mengolah terong yang pada dasarnya tidak disukai, menjadi makanan yang ternyata lezat. Begitu juga dengan hidup ini :) Mau kita suka atau tidak, toh takdir itu tetap terjadi... so, daripada menjalaninya dengan muka manyun, lebih baik kita 'membumbui'nya hingga menjadi sesuatu yang lezat :)
0 comments:
Post a Comment