RSS

"Abi, poligamilah!" Kapling hati ; Kalau Bisa Mensejahterakan Banyak orang, Mengapa Hanya Memilih Satu? :)


sumber gambar: google


"Kalau Bisa Mensejahterakan Banyak orang, Mengapa Hanya Memilih Satu?" 



 Statement lugas itu sontak membuat kami terdiam dan berpikir. Memikirkan apa? Poligami tentu saja, karena konteks statement di atas adalah tentang poligami. Bagi pembaca yang merasa bingung, monggo dibaca dulu Ketika Poligami Dipertentangkan atau Jemputlah Tulang Rusukmu yang Lain.

Biasanya saya mendengar statement yang serupa dengan judul di atas itu dari pihak laki-laki yang sedang berargumen tentang pro poligami, sedangkan para perempuan yang saya kenal kebanyakan berkisar antara sangat kontra (ekstremnya, bilang "kalau laki-laki boleh poligami berarti perempuan juga boleh poliandri") atau yang netral (misal dengan mengatakan "Saya tidak menentang konsep poligami, tapi saya pribadi menolak untuk dipoligami"). Nah, ajaibnya, statement "Kalau Bisa Mensejahterakan Banyak orang, Mengapa Hanya Memilih Satu?" yang saya dengar ini keluar dari mulut seorang perempuan yang sekaligus sudah menjadi istri.

Setelah kami berhasil melewati fase 'tersontak' tadi, otomatis kami langsung bertanya "Maksudnya gimana?". Perempuan tadi, mari kita sebut saja 'Ummi' bukannya memberikan penjelasan lengkap, tapi malah mengeluarkan statement lain yang berhasil membuat kami melongo, yaitu :

"Ternyata hati bisa dikapling" O_o

Oke, kami jadi terdiam lagi karena berusaha memahami statement tersebut. Tapi ternyata kapasitas nalar kami sangat terbatas, hingga akhirnya kami pun menyerah dan meminta penjelasan.

Ummi tadi menjelaskan, maksud dari 'kapling hati' ini baru benar-benar bisa dipahami seseorang yang telah memiliki anak. Jadi, menurut beliau, orang yang memiliki anak lebih dari satu akan otomatis 'mengapling' hatinya. How come?? Misal nih, seseorang memiliki 4 orang anak. Perasaan sang orang tua terhadap keempat anak tadi tidak akan pernah bisa sama persis. Begitu pula dengan perlakuan yang diberikan. Tapi apa itu berarti sang orang tua tidak adil terhadap keempat anaknya? Tidak juga kan.. Adil bukan berarti sama persis. Tiap anak memiliki keunikan dan kebutuhannya masing-masing, sehingga orang tua pun menyesuaikan dengan itu.


Sang Ummi tadi menganalogikan suami yang berpoligami seperti orang tua yang memiliki anak lebih dari satu. Ini juga salah satu argumen yang digunakan sang Ummi untuk 'memaksa' suaminya untuk menikah lagi. Jadi jangan takut nantinya tidak bisa adil, dan bila bisa mensejahterakan banyak orang, tentu pahala yang didapat bisa lebih banyak.

Bukannya gayung bersambut, suami dari Ummi tadi (kita sebut saja Abi) malah (lagi-lagi) menolak dengan menggunakan hujjah QS An Nisa ayat 3
 ”…Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat 
berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja…” 


Abi membalas argumen 'kapling hati' tadi dengan analogi 'mesin'. Apa pula itu? O_o

Jadi begini, ibarat kendaraan bermotor, tentu menggunakan mesin atau suku cadang lainnya. Kendaraan tadi akan sangat terbiasa dengan mesin  atau suku cadang yang sudah jadi bawaannya itu. Namun ketika ada mesin atau suku cadang baru, otomatis yang lama akan ditinggalkan (Semacam 'turun mesin' gitu kali ya.. -.-a). dan proses 'meninggalkan yang lama' ini walaupun berusaha dihindari akan tetap menjadi keniscayaan.. Karena si Abi tadi merasa tidak akan sanggup untuk adil, maka beliau memilih untuk menikahi satu saja.

Oh iya, ketika mendengar analogi tentang mesin tadi salah satu pendengar ada yang nyeletuk "Kata bapak saya, mesin yang paling pertama itu emang 
yang paling bagus" #eaaaaa 

Selain beberapa statement yang membuat kami melongo tadi, si Ummi juga memberikan statement lain, yang kali ini benar-benar so sweet ^____^  Jadi tuh, si Ummi pernah nanya ke si Abi

"di luar sana kan ada banyak akhwat yang cantik, tapi kenapa hanya memilih aku??"

dan si Abi pun menjawab

 "di atas langit ada langit"

Maksudnya adalah, tentu saja di luar sana ada banyak yang lebih baik dari yang kita miliki. Justru karena itulah kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki (senyum).

1 comments:

trioadhitya said...

terima kasih atas infonya..
pleace, visit back to st3telkom.ac.id

Post a Comment