1 Agustus 2012 sepertinya merupakan hari yang lumayan
membuat perasaan saya jungkir balik. Diawali
dengan saya yang tidak tidur sama sekali
di malam sebelumnya, dan sudah mulai aktivitas di luar mulai dari jam 5.30
pagi. Alhasil ketika tiba di kos pukul
14.00, saya benar-benar sudah tidak bisa menahan rasa kantuk dan akhirnya tertidur.
Di tengah-tengah tidur, tiba-tiba saya terbangun. Proses
bangun ini pun agak beda dengan kebiasaan saya. Biasanya ketika bangun saya
mengerjap-ngerjapkan mata dulu dan melakukan reorientasi setelah mengalami disorientasi
karena tidur. Setelah otak fokus, barulah saya bangkit. Nah, siang itu ketika
terbangun entah kenapa saya langsung bangkit ke posisi dudukk, dan refleks
menoleh. Dan TADAAAAAAAA......... sekitar satu meter dari tempat tidur
saya berdiri seorang laki-laki yang sedang memegang laptop saya di tangan
kanannya.
ini laptop yang udah dipegang sama mas maling
Ada orang tak dikenal di kamar dan memegang laptop saya -laki-laki
pula-, tidak butuh otak jenius untuk langsung menebak bahwa itu maling yang
sedang beroperasi. Melihat itu, tentu saja saya kaget dan langsung refleks
berdiri dengan memegang ponsel yang berada di sebelah bantal. Nah, lucunya(saya baru menganggapnya lucu
pasca kejadian) si mas maling kelihatannya juga tidak kalah kagetnya ketika
melihat saya yang bangun dengan tiba-tiba. Dia berusaha menjelaskan sesuatu ‘Mbak,
tadi.. bla.. bla.... bla...’ Tentu saja tidak saya hiraukan. Saya todongkan ponsel
jadul yang ukurannya lumayan besar itu ke arah si mas maling sambil saya
pelototi, dan saya bilang ‘turunin laptop saya dan segera keluar dari sini. Kalau
gak saya bakal teriak’. Bukannya
langsung ngacir kabur, si mas maling malah tetap berdiri di sana sambil
terlihat memikirkan sesuatu. Sempat terbersit di pikiran saya untuk benar-benar
berteriak. Dalam sekian detik yang menegangkan itu otak saya berpikir dengan
cepat, menimbang-nimbang apa yang harus saya lakukan. Beberapa fakta yang jadi
pertimbangan saya adalah:
- Saat itu di kos hanya ada saya seorang..
- Pada jam-jam seperti itu (antara dzuhur dan ashar) lingkungan di sekitar kos memang sepi, karena orang-orang beraktivitas di luar atau sedang istirahat siang di rumah. Dan saya juga memang tidak mendengar suara apa-apa dari luar.
- Mempertimbangkan 2 fakta di atas, sepertinya berteriak bukan menjadi pilihan yang pas, karena peluang untuk terdengar sangatlah kecil(terlepas dari pendapat saya pribadi bahwa berteriak ‘maliiiinnngggg’ itu benar-benar tidak elegan).
- Saya juga berpikir, bila saya berteriak bisa-bisa nanti si mas maling jadi panik lalu kalap. Kalau sudah kalap, reaksinya bisa lari dengan membawa laptop saya, atau melempar laptop saya lalu lari. Yang manapun pilihannya, laptop saya terancam dalam bahaya.
- Kemungkinan yang paling buruk adalah kalau si mas maling kalap bukannya ngacir tapi bisa-bisa malah balik nyerang saya karena merasa terdesak. Gawat kalau itu terjadi. Soalnya dengan postur mas maling yang tinggi, peluang saya untuk menang sepertinya sangat kecil(selain itu rambut si mas maling juga cepak, jadi tidak memungkinkan bagi saya untuk adu jambak-jambakan dengannya... #ehhh)
Balik ke situasi genting tadi, dengan
pertimbangan-pertimbangan yang muncul di kepala saya itu, akhirnya saya ulangi
lagi ancaman saya, memelototkan mata dengan
lebih meyakinkan, dan makin maju mendekat si mas maling dengan tetap menodongkan
ponsel saya. Perlu tiga kali ancaman ke masnya baru masnya bersedia mengangkat
tangan kiri sambil meletakkan kembali laptop saya yang ada di tangan kanannya
dan berjalan mundur keluar dari kamar saya, lalu keluar lewat pintu depan (ini
sekaligus menjawab pertanyaan beberapa orang yang penasaran si mas maling keluar
lewat mana).
Ini hp yang saya pakai untuk nodong mas maling =.='
Pas si mas maling keluar dari rumah, dalam sekian detik itu
otak saya berputar dengan cepat lagi, mempertimbangkan akan langsung saya kejar
sambil berteriak atau saya biarkan saja. Karena saya tidak memakai jilbab, maka
saya putuskan untuk tidak langsung mengejarnya(masak keluar rumah ga pakai
jilbab) dan langsung menyambar atasan mukena yang tergantung di kamar. Ketika aurat
sudah tertutup, eh terdengar suara deru motor tanda si mas maling sudah ngacir.
Dari posisi berdiri itu saya langsung ndeprok. Badan saya
terasa benar-benar lemas. Sepertinya saat itu saya diliputi rasa shock, karena
tanpa sadar air mata saya mengalir terus. Lalu terdengar lantunan adzan ashar. Namun
saya tetap tidak bisa bangkit dan beranjak mengambil air wudhu, karena masih
shock dan agak trauma jadi ragu untuk keluar kamar. Kemudian sambil berurai air
mata(maaf kalau bahasa saya agak lebay) saya mengirim sms ke beberapa orang,
menceritakan kejadian yang baru saya alami. Dalam sekejap mata(ini juga lebay)
2 sahabat saya sudah muncul di samping saya. Saat itu barulah saya mulai tenang
dan langsung berwudhu untuk kemudian sholat ashar.
Pasca kejadian, saya baru sadar kalau pengalaman yang saya
alami itu benar-benar aneh bin oneng bin lucu. Keonengan kisah ini tidak
berhenti sampai di situ. Malam harinya, setalah saya dan teman kos curcol ke
ibu kos, bapak kos langsung datang. Dan taukah kalian apa fakta yang saya dapat
dari bapak kos???? Ternyata sebelum ashar bapak kos sudah berangkat ke masjid,
dan pas lewat kos kami, bapak melihat ada mas-mas yang baru keluar dari kos
kami. Karena lumayan agak curiga, bapak kos menegur si mas ini
‘dari mana mas?’
dan si mas maling menjawab ‘biasa’ sambil ngedumel dan ekspresi wajah marah.
Laaaahhh...... bukannya makin curiga, melihat ekspresi mas itu bapak kos malah ngira si mas yang baru keluar tadi marah gara-gara habis berantem sama saya(bapak kos tau kalau saya yang ada di kos soalnya motor saya diparkir di luar). Pas menjelaskan pertemuan dengan si mas tadi, dengan polosnya bapak kos bilang ke saya ‘habisnya masnya tinggi tur ganteng, jadi saya kira pacarnya mba Nurul’
‘dari mana mas?’
dan si mas maling menjawab ‘biasa’ sambil ngedumel dan ekspresi wajah marah.
Laaaahhh...... bukannya makin curiga, melihat ekspresi mas itu bapak kos malah ngira si mas yang baru keluar tadi marah gara-gara habis berantem sama saya(bapak kos tau kalau saya yang ada di kos soalnya motor saya diparkir di luar). Pas menjelaskan pertemuan dengan si mas tadi, dengan polosnya bapak kos bilang ke saya ‘habisnya masnya tinggi tur ganteng, jadi saya kira pacarnya mba Nurul’
Doeeeeeenngggggg........dubraaakkkk!!!!! Saya dan adik kos
kompak menjawab ‘bapaaaaakkkkk...... di kos ini ga ada yang punya pacar.....
kalaupun ada temen putra yang dateng, biasanya mereka cuma di depan rumah, ga
sampai masuk ruang tamu’.
Dan bapak kos kembali menjawab ‘lah, trus berarti kalau ada cowok nyelonong masuk sinii berarti
langsung dicurigai aja?’
Lagi-lagi kami kompak
menjawab ‘Iya pak, kalau lihat ada cowok yang nyelonong masuk atau keluar dari
sini, ditangkep aja dulu, baru ditanyai’.
Itulah kisah tentang saya dan si mas maling yang lumayan
aneh bin ajaib =___=’
Buat para pembaca.... WASPADALAH... WASPADALAH....
2 comments:
wah22 baru tau kmrn kalo mba kena maling..
ini siapa yak??? kl dari cara nulis '22' sih kyknya ega.. *nebak*
Post a Comment