Pesan seorang sahabat kepadaku :"berkeliling2lah dlu, tapi jangan lupa berlabuh ya ..."
Ketika menerima pesan itu, aku terdiam. Bahkan sampai tulisan ini dibuat pun aku belum memberikan respon kepada sahabatku tadi. Respon apakah yang harus kuberikan? Karena jujur, bagiku pesan tadi bermakna sangat dalam dan aku masih terus memikirkan apa maksud 'berlabuh' di sini.
Sahabatku ini adalah partner perjuanganku dulu di daerah asal kami. Saat itu kami sering bertukar pikiran dan memiliki mimpi besar akan apa saja yang bisa kami lakukan untuk daerah kami. Namun takdir berkata lain, karena aku harus pergi untuk merantau. Meskipun begitu, di awal masa rantauanku, kami masih sering bertukar ide dan mimpi. Tapi perlaahan-lahan pembicaraan terkait mimpi-mimpi kami tadi semakin berkurang dan akhirnya berhenti.
Sungguh aku merindukan saat-saat itu.... dan bisa jadi sahabatku tadi juga merindukan diriku yang dulu, yang memiliki banyak mimpi ideal untuk tanah kelahiran kami. Maafkanlah aku yang mungkin sudah tersibukkan dengan duniaku yang sekarang sehingga melupakan mimpi-mimpi kita dulu..
dan aku jadi berpikir, apakah mungkin yang dimaksud 'berlabuh' tadi adalah kembali ke daerah asalku? Aku sering kagum sekaligus heran dengan teman-temanku di tanah rantauan yang sejak awal merantau sudah berkeinginan keras untuk nantinya bisa kembali ke daerah asal. Sedangkan aku, sejak pertama kali mengembangkan sayap dan meninggalkan kenyamanan sarangku, tidak pernah berpikir untuk nantinya harus kembali ke sarang. Bukan berarti aku tidak mencintai tanah kelahiranku, karena aku sangat mencintai tempatku dilahirkan dan dibesarkan itu. Hanya saja aku dibesarkan dalam keluarga yang bebas untuk mengepakkan sayap dan membuat sarang dimana pun, karena bumi Allah ini sangatlah luas.. Jadi bila yang sahabatku maksud dengan berlabuh tadi adalah tentang terbang kembali ke sarang, sungguh saat ini aku belum bisa menjawab. Bisa jadi nanti hembusan angin kan membawaku ke sarang lamaku, atau bisa juga mengantarkanku ke tempat yang baru dimana aku bisa membuat sarangku sendiri.
Meskipun begitu, terima kasih karena telah membuatku berpikir dimanakah aku akan menurunkan jangkar untuk berlabuh :)
This post is dedicated for my dear friend and sister, mba Ayuk :) Miss u so much... Ana uhibbuki fillah... Entah apakah nanti kita akan dipertemukan kembali di sarang yang sama atau tidak, tapi yang jelas aku sungguh berharap kelak kita bisa dipertemukan di jannah-Nya :)